Sejarah Psikologi Perkembangan Lengkap
Sejarah dalam psikologi perkembangan ini dibagi menjadi tiga periode, yaitu (1) Minal awal dalam mempelajari psikologi perkembangan pada anak, (2) Sebagai dasar dasar secara ilmiah dalam psikologi perkembangan, (3) muncul psikologi perkembangan secara modern. Ketiga periode itu akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
Jauh sebelum studi ilmiah mulai banyak dikembangkan, dahulu perhatian terhdap perkembangan anak- anak sangat sedikit. Bahkan buku- buku terkait perkembangan anak sangat sedikit. Pemahaman tentang anak- anak dipengaruhi oleh keyakinan tradisional atau budaya yang bersumber dari filosofi dan teolog tentang anak, lingkungan dan keturunan.
Plato merupakan seorang filsuf yang banyak mempengaruhi tentang pandangan masyarakat mengenai anak- anak serta kehidupannya. Plato mengungkapkan bahwa ada perbedaan- perbedaan secara individual dari dasar genetis atau keturunan. Potensi individu ditentukan oleh faktor keturunan tersebut. Sejak anak terlahir, anak sudah memiliki bakat- bakat kemampuan yang berasal dari orang tuanya dan berkembang melalui didikan dan asuhan.
Pada awal abad ke 17, seorang filsuf bernama John Locke mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor utama yang menjadi penentu dalam perkembangan anak. Kemampuan bawaan diakui memiliki peranan penting, sebaliknya John mengungkapkan bahwa kejiwaan seorang anak ketika dilahirkan diumpamakan seperti secarik kertas yang masih kosong dan bersih, dimana bentuk kertas merupakan penentu dalam penulisan di dalamnya. Hal ini di istilahkan sebagai ‘tabula rasa’ the blank state.
Pandangan yang diungkapkan John locke ini menjadi pertentangan kemudian hari. Jean jacques Rousseau seorang filsuf dari perancis abad ke- 18 mengungkapkan pandangannya bahwa anak memiliki perbedaan kualitatif dengan orang dewasa. Dia menyatakan penolakan bahwa bayi merupakan makhluk pasif yang berkembang ditentukan pengalaman. Dalam bukunya yang berjudul emile ou I’education yang diterbitkan tahun 1762, Rousseau menyatakan penolakannya dan menyebutkan pandangan bahwa anak memiliki sifat bawaan yang buruk. Rousseau juga menegaskan bahwa semua hal itu baik seperti keluar dari tangan Sang pencipta, segalanya menjadi memburuk dalam tangan manusia.
Yang disebutkan demikian “ All things are good as they come out of the hands their creator, but everything degenerates in the hands of man”. Aliran ini dikenal sebagai pandangan beraliran ‘nativisme’. Sedangkan Locke merupakan aliran ‘empirisme’ kemudian kedua pertentangan ini menjadi titik awal perkembangan ‘teori belajar’ di kemudian hari / learning theory
2. Pembentukan psikologi perkembangan secara ilmiah
Plato , Locke, dan Rousseau telah mengemukakan pandangannya tentang masa anak- anak yang pada dasarnya berspekulatif karena tidak ada bukti- bukti yang nyata dari hasil riset ilmiah atau observasi pada anak- anak. Tetapi dengan munculnya asumsi tersebut muncullah perhatian lebih lanjut untuk mempelajari perkembangan anak- anak dan kehidupannya, juga perkembangan psikis anak. Hal ini baru dimulai pada abad ke- 18 meskipun peninjauan dari segi ilmiah dan sistematika masih belum terlalu memuaskan.
Pada periode ini, perkembangan anak dipelajari dengan membuat catatan- catatan harian mengenai perkembangan dan tingkah laku anak. Pada awalnya catatan- catatan itu dituliskan berdasarkan anak- anaknya sendiri, misalnya seorang ahli pendidikan dari Swiss bernama John Heiinrich pestalozzi pada tahun 1774 menerbitkan catatan mengenai perkembangan anaknya sendiri yang pada saat itu berusia 3,5 tahun. Pestalozzi memberikan dukungan terhadap pernyataan Rousseau bahwa anak memiliki segi segi baik sebagai dasarnya dan perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh aktivitas anak itu sendiri.
Kemudian, Dietrich Tiedeman, yang merupakan seorang tabib dari Jerman juga melakukan hal yang sama. Tiedeman memperkenalkan hasil pengamatannya berdasarkan catatan harian terhadap perkembangan anaknya sendiri yang berusia 2,5 tahun. Tiedeman mempubilkasikan hal ini pada tahun 1787. Dia juga menuliskan perkembangan meliputi perkembangan sensoris, motorik, bahasa, dan juka kecerdasan anak.
Sedangkan pengamatan yang sesungguhkan terhadap perkembangan anak melalui observasi secara langsung baru dimulai pada abad ke- 19 dengan tokoh yang cukup berpengaruh yaitu Charles darwin dan Wilhelm Wundt. Darwin mengungkapkan bahwa catatan catatan harian tidak memiliki nilai ilmiah yang kuat sebagai data. Namun merupakan titik awal untuk mendapatkan studi yang lebih sistematis. Darwin mengungkapkan bahwa perkembangan sebagai pembukaan dari kemampuan atau ciri khusus yang sudah terprogram sehak lahir secara genetik. Bahkan darwin juga mengembangkan risetnya pada psikologi perkembangan biologi- saraf.
Sementara pengaruh Wilhem Wundt yang merupakan pelopor disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Hal ini ditandai dengan dibuatnya laboratorium psikologi pertama di Leipzig pada tahun 1879. Dia memiliki harapan baru pada penelitian psikologi dengan membuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah penelitian.
3. Munculnya studi psikologi perkembangan modern
Psikologi perkembangan mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada abad ke- 20. Penelitian penelitian di zaman ini lebih bersikap deskriptif dan menitikberatkan pada ciri khas yang umum menurut golongan umur sertta perkembangan tertentu.
Perubahan dalam studi psikologi perkembangan ini terjadi setelah J. B. Watson memperkenalkan tentang teori Behaviorisme. Pada terori Watson ini dia menggunakan prinsip- prinsip ‘classical conditioning’ untuk mengamati perkembangan tingkah laku lebih jelas lagi.
Menurut Watson, psinsip- prinsip conditioning ini dan juga psinsip belajar dapat diterapkan pada semua ranah perkembangan psikologis. Pernyataan dari hasil pengamatan Watson ini memicu timbulnya perkembangan teori- teori psikologi baru yang bertentangan.
Pada zaman dan kurun waktu yang hampir sama, Sigmund Freud juga menyatakan pendapatnya mengenai psikologi perkembangan. Dalam kunjungannya ke Amerika atas undangan G. Stanley hall pada tahun 1909, Sigmund mengungkapkan pada ceramahnya yaitu tentang penjelasan teori psikoanalisa dan menekankan pengalaman masa bayi dan anak- anak memiliki pengaruh untuk menentukan perkembangan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.
Pada awalnya teori ini banyak menerima pertentangan dari psikologi perkembangan. Namun pada tahun 1930- an banyak dilakukkan usaha atau penyelidikan lebih dalam dalam bentuk penelitian tentang aspek perkembangan yang didasari oleh teorinya.
Namun pengaruh dari Watson dan Freud juga tokoh lain masih dangat besar dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan. Hingga tahun 1930- an penelitian psikologi perkembangan masih bersifat deskriptif. Hal ini menjadikan publikasi riset tentang psikologi perkembangan masih sangat kurang hingga akhir tahun 1949. Tidak berlangsung lama, kemudian pada tahun 1950 psikologi perkembangan memasuki periode baru yang lebih terbuka dalam taham perkembangan dan pertumbuhan. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan diaktifkannya kembali bidang studi psikologi perkembangan ini:
- Pertama
Perubahan orientasi dalam riset psikologi perkembangan menjadi bersifat eksperimental. Teknik ini terbukti efektif dalam hal pengukuran dan pengontrolan. Perubahan fokus penelitian juga berkembangan menjadi lebih spesifik seperti persepsi, problem solving, dan sebagainya. Cara pendekatan yang digunakan juga berbeda- beda dengan alur berfikir psikologi yang lebih umum.
- Kedua
Jean Piaget, seorang psikolog secara terus menerus aktif melakukan penelitian tentang perkembangan kognitisi pada anak dari mulai bayi hingga remaja. Jean mampu menyusun teori secara komprehensif mengenai perkembangan kognisi. Ia juga menentang pendapat kaum behavioris yang menganggap bahwa individu sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan, atau pendapat lain yang menganggap pengaruh genetik.
Pieget berpendapat bahwa hasil interaksi antara individu dengan sekitarnya baik orang lain maupun lingkungan merupakan penyebab individu selaltu melakukan proses adaptasi bertujuan menjaga keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Karyanya yang dinilai cukup rumit dan sulit baru bisa diterbitkan pada tahun 1950-an. Sejak karyanya diterbitkan, pengaruh yang diberikan cukup mendominasi psikologi perkembangan.
- Ketiga
Munculnya minat baru terhadap asal mulai tingkah laku dan munculnya banyak riset riset terhadap bayi dan perkembangannya. Selain itu peningkatan ini juga didukung dengan perkembangan alat- alat yang semakin berkembang dan modern. Pada awal tahun 1950- an studi mengenai tingkah laku, kondisi psikis, dan fungsi kepribdaian individu menjadi lebih fokus pada anak dan kemudian disebut dengan psikologi anak. Psikologi anak menaruh banyak perhatian pada aspek- aspek praktis dari tingkah laku serta perkembangan kepribadian yang berasal dari masalah masalah yang timbul.
Alfred L. Baldawin pada tahun 1967 menyebutkan cara pendekatan yang mereka lakukan disebut dengan teori sosial belajar. Tokoh- tokoh lain seperti Gewitz, Walters, dan Bandura lebih meneliti mengenati perilaku agresivitas. Psikologi perkembangan pada akhirnya lebih dikenal sebagai penelitian terhadap anak dengan perubahan tingkah laku yang dialaminya. Namun karena cakupannya lebih luas maka menggantikan sebutan psikologi anak. Sebutan psikologi anak kemudian dirubah menjadi psikologi perkembangan pada tahun 1957.
Penjelasan diatas sudah mencakup perkembangan munculnya psikologi perkembangan yang lebih memusatkan perhatian pada masa anak- anak hingga remaja dan mempelajari tentang tingkah laku dan psikisnya. Psikologi perkembangan dalam konsepnya lebih luas dari pada psikologi anak. Riset psikologi perkembangan dilakukan dengan mengamati dan memberikan catatan catatan pada perilaku anak dan respon psikologisnya dalam beraktivitas sehari hari.
Tingkah laku yang diamati termasuk iteraksinya dengan masyarakan atau sosial lingkungan disekitarnya. Dijelaskan bahwa manusia termasuk anak dari awal memiliki insting untuk melakukan adaptasi diri atau penyesuaian diri dengan kondisi lingkungannya. maka dari itu psikologi perkembangan bisa diamati mulai dari usia anak- anak smpai dengan remaja
0 komentar:
Posting Komentar