36 Tipe Kepribadian Manusia Menurut Psikologi
Sejak awal pengakuannya sebagai sebuah ilmu pada tahun 1879, psikologi terus mengalami perluasan menjadi berbagai macam cabang dan bidang. Ini dikarenakan perilaku manusia yang begitu beragam dan pemikiran yang berbeda-beda dari para ilmuwan dalam memandang pola perilaku manusia tersebut.
Dalam artikel ini, akan dipaparkan gambaran umum tentang definisi hingga tipe-tipe dalam psikologi kepribadian manusia.Dari berbagai perspektif itu, kemudian psikologi dibagi dalam bidang-bidang berikut : psikologi pendidikan , psikologi olahraga, psikologi kepribadian, psikologi remaja, psikologi sosial, psikologi islam, psikologi kesehatan dan seterusnya. Koeswaramengungkapkan bahwa psikologi kepribadian merupakan bidang yang cangkupan pembahasannya paling luas.
Definisi Tentang Kepribadian
Pada zaman Yunani kuno, topeng merupakan perlengkapan yang digunakan oleh para aktor sandiwara. Karakter yang dimainkan oleh para aktor adalah menampilkan kepribadian atau karakter sesuai dengan topeng yang digunakan. Dalam hal ini, topeng menggambarkan tentang siapa, apa, mengapa dan bagaimana perilaku seseorang.
Topeng dalam bahasa Yunani adalah persona, yang kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi personality. Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tertanam dalam diri manusia.
Dorland mengemukakan tentang makna kepribadian, beliau menyampaikan bahwa kepribadian adalah sebuah pola unik seseorang dalam proses berpikir, merasakan dan melakukan tindakan yang cenderung stabil dan terprediksi.
Kepribadian juga didefinisikan sebagai kecenderungan sejak lahir (herediter) yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, sehingga berpengaruh pada kejiwaan dan tindakannya dalam kehidupan. Hal ini merupakan pandangan kepribadian dari Weller.
Pendapat berikutnya datang dari ahli kepribadian bernama Allport, menurutnya kepribadian merupakan sebuah sistem psikofisis dalam diri seseorang yang bersifat dinamis, sehingga menimbulkan cara khas individu dalam menyesuaikan dirinya dalam lingkungan.
Pengertian lainnya datang dari David Krech & Richard S. Cruthcfield yang menyatakan bahwa kepribadian merupakan sebuah intergrasi dari karakter yang dimiliki seseorang dalam sebuah kesatuan yang khas, sehingga seseorang tersebut dapat memodifikasi dan menentukan penyesuaian diri. (dari lingkungan disekelilingnya yang selalu berubah).
Adolf Heuken, S,J dan kawan-kawannya memberikan pandangan bahwa kepribadian berarti pola menyeluruh yang ada pada individeu, termasuk kemampuan, perbuatan dan kebiasannya. Juga termasuk aspek jasmani, mental, spiritual dan emosi.
Dari berbagai pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian memiliki inti-inti definisi sebagai berikut ini :
- Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang terintegrasi, dimana terdiri dari aspek psikis dan fisik. Aspek psikis contohnya kecerdasan, sifat, tindakan, minat, cita-cita, bakat, pola pikir, idealisme dll. Sedangkan aspek fiisk meliputi bentuk tubuh, kesehatan jasmani dll.
- Kesatuan yang terintegrasi tersebut kemudian berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekeliling seseorang sehinga muncul pola tingkah laku atau perilaku yang khas seseorang.
- Kepribadian itu bersifat dinamis (dapat berubah-ubah), meskipun dalam tiap perubahan-perubahannya, seseorang memiliki pola yang sifatnya khas (tetap).
- Kepribadian dalam diri manusia diwujudkan dalam rangka pemenuhan tujuan yang ingin diraih oleh manusia tersebut.
- Kepribadian merupakan sesuatu yang berjangka lama. Artinya ia akan menggambarkan sifat seseorang dalam kurun waktu yang relatif lama.
- Kepribadian digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan perbedaan antar individu.
Konsep-Konsep Pendukung Psikologi Kepribadian Manusia
Menurut Alwisol, Untuk memahami ilmu kepribadian, ada beberapa konsep yang harus dipahami. Karena kepribadian merupakan interaksi yang melibatkan aspek-aspek karakter, temperamen, sifat-sifat, ciri dan kebiasaan. Berikut penjelasan singkatnya :
- Karakter (Character), Sebuah gambaran perilaku yang menunjukkan nilai-nilai (benar atau salah dan baik atau buruk) secara jelas (eksplisit) dan samar (implisit).
- Temperamen (Temperament), Sebuah kepribadian yang berhubungan dengan determinasi unsur biologis maupun fisiologis.
- Sifat-Sifat (Traits), kecenderungan respon yang sama terhadap rangsangan atau stimulasi yang senada. Sifat-sidat ini berlangsung dalam jangka waktu yang cenderung lama.
- Ciri (Type attribute), Hampir mirip dengan penejlasan sifat-sifat. Yang membedakan hanya dari sisi rangsangan atau stimulasi yang lebih terbatas.
- Kebiasaan (Habits), Adalah respon seseorang yang sama dan cenderung berulang-ulang untuk rangsangan / stimulus yang sama.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang dinamis atau cenderung dapat berubah-ubah, hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Perubahan kepribadian seseorang tidak dapat terjadi secara begitu saja, tapi dikarenakan hasil proses pengamatan, pengalaman, usia, intervensi dari luar (lingkungan sekitar – sosial budaya) maupun individu lain. Berikut faktor-faktornya :Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepribadian
- Pengalaman Awal, Freud menyatakan bahwa peran masa kecil (kanak-kanak) bahkan sejak lahir seperti trauma kelahiran adalah pengalaman yang sulit dilupakan dalam ingatan. Bisa jadi seseorang tidak ingat betul apa yang sudah terjadi pada dirinya waktu kecil, namun ternyata memeori tersebut bisa tersimpan di alam bawah sadar.
- Lingkungan (Budaya), seseorang harus menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang dari kebudayaan yang berlaku dilingkungannya dalam pengembangan pola kepribadian dirinya.
- Kondisi Fisik, keadaan yang menimpa fisik seseorang seperti kelelahan, kekurangan gizi, penyakit tahunan, gangguan pada kelenjar endoktrin ke tiroid akan membuat seseorang merasakan perasaan negative pada dirinya. Misalnya saja, menjadi pemarah, hiperaktif atau bahkan depresi.
- Daya Tarik, jika sebuah lingkungan mengatakan bahwa seseorang memiliki daya Tarik tertentu. Hal ini akan membuat sikap sosial yang menguntungkan bagi seseorang yang dianggap menarik tersebut. Sehingga hal ini akan membentuk kepribadian tertentu pada orang tersebut.
- Kecerdasan, sering kali seseorang yang memiliki prestasi dalam hal kecerdasan akan mendapatkan penghargaan dan pujian dari banyak orang. Ada beberapa kasus yang memungkinkan seseorang menjadi sombong dan membuat orang yang berada dibawahnya merasa menjadi orang yang bodoh.
- Emosi, seseorang yang tidak stabil emosinya dan cenderung meledak-ledak, akan menjadikan individu tersebut sebagai orang yang murung dan kasar perangainya.
- Nama, sebuah nama ternyata dapat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Tergantung apakah asosiasi nama tersebut cenderung mengarah pada hal yang menyenangkan atau tidak. Misalnya saja sebutan dan julukan yang buruk akan menjadikan seseorang untuk berperilaku seperti namanya.
- Keberhasilan atau Kegagalan, Pribadi akan tumbuh dengan adanya fase keberhasilan dan kegagalan. Jika seseorang mendapatkan kesuksesan, maka hal ini akan berpengaruh kepada konsep yang ada dalam diri orang tersebut.
- Penerimaan Sosial, jika seseorang diterima dalam lingkungan sosialnya, maka hal tersebut akan berpengaruh kepada kepribadiannya dikarenakan rasa kepercayaan diri yang dimilikinya.
- Lingkungan Keluarga, Sama seperti penerimaan sosial, atmosfer keluarga dimana seseorang tumbuh menjadi salah satu pilar dasar pembentukan kepribadian seseorang.
- Perubahan Fisik, perubahan fisik juga bisa menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian seseorang. Misalnya saja pertumbuhan usia manusia.
Usaha-Usaha Dalam Mempelajari Kepribadian Seseorang
Ada berbagai cara untuk dapat mempelajari kepribadian seseorang. Sejak dahulu, para ahli telah menggunakan bermacam cara mulai dari yang sifatnya tradisional (pendekatan non-ilmiah), maupun sifatnya modern (pendekatan ilmiah).
Berikut ini akan dipaparkan cara tradisional yang menggunakan pendekatan spekulatif (tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah). Pengetahuan ini dikenal juga sebagai pseudo science (ilmu semu), penjelasannya sebagai berikut :
- Chirologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui gurat atau garis tangan
- Astrologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui fenomena perbintangan atau benda angkasa, juga fenomena yang terjadi di alam yang berkaitan juga dengan tanggal kelahiran seseorang.
- Grafologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui bentuk-bentuk atau karakter tulisan tangan.
- Phisiognomi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui karakter bentuk wajah.
- Phrenologi, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk tengkorak seseorang.
- Onychology, ilmu yang mempelajari kepribadian manusia berdasarkan karakter bentuk kuku.
Sedangkan dalam pendekatan ilmiah, ilmu ini juga populer dengan tipologi. Secara pengertian, tipologi merupakan pengetahuan yang digunakan dalam mempelajari kepribadian manusia, dengan mengklasifikasikan manusia menjadi tipe tertentu. Penggolongan ini berdasarkan beberapa faktor diantaranya adalah karakter secara psikis, fisik, pengaruh budaya atau kebiasaan dsb.
- Tipologi Konstitusi (Fisik), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan aspek atau keadaan jasmaniah manusia tersebut (fisik luar dan organ dalam).
- Tipologi Temperamen (Psikis), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan karakter kejiwaannya.
- Tipologi Berdasarkan Nilai Kebudayaan (Kebiasaan), sebuah pengetahuan dalam usaha mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai kebudayaan (system nilai). Spranger menggolongkannya dalam enam bidang : Pengetahuan, ekonomi, kesenian, keagamaan, kemasyarakatan dan politik.
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi menurut Para Ahli
Berikut beberapa Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi menurut para ahli, diantaranya:
A. Tipe Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates & Galenus
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi pertama kali digaungkan pada tahun 460-370 Sebelum Masehi oleh Hipppocrates. Beliau memiliki pandangan bahwa alam semesta terdiri dari empat unsur (kering, basah, dingin dan panas). Dan keempat hal ini diyakini juga terdapat dalam diri manusia, yaitu :
- Sifat kering (chole/empedu hitam).
- Sifat basah (melanchole/empedu hitam).
- Sifat dingin (plegma/lendir).
- Sifat panas (sanguis/darah).
Kemudian pendapat ini dikembangkan oleh Galenus yang mengemukakan adanya dominasi salah satu cairan diatas akan menyebabkan munculnya kepribadian khas pada diri seseorang. Beliau kemudian mengklasifikasikan kepribadian manusia berdasarkan aspek temperamen dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Koleris
Individu yang memiliki kepribadian koleris cenderung mempunyai kemampuan Leadership atau jiwa memimpin yang bagus. Hal ini dikarenakan kepribadian ini mudah menentukan sebuah keputusan. Individu yang berkepribadian koleris mempunyai tujuan yang fokus untuk ke depannya juga selalu produktif dan dinamis.
Koleris juga merupakan pribadi yang suka akan kebebasan dan akan selalu bekerja keras selama hidupnya. Namun, sisi negatifnya, tipe kepribadian ini cenderung memerintah karena sifat kepemimpinannya, tidak mudah untuk mengalah, sangat suka dengan pertentangan, mudah tersulut emosi, tergesa – gesa, dan cenderung keras kepala karena kemauannya yang keras.
Selain itu, tipe koleris merupakan pribadi yang bersemangat, optimis, mandiri, visioner, memiliki kemauan keras, tegas, memiliki jiwa kepemimpinan, dominan, cenderung ceroboh, sarkas dan dingin.
2. Melankolis
Individu yang memiliki kepribadian melankolis cenderung analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak suka menjadi perhatian, serius, artistik, sensitif serta rela berkorban. Namun, tipe ini cenderung fokus pada cara atau proses ketimbang tujuan.
Individu dengan tipe melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, cenderung melihat masalah dari sisi negatif, dan sering disebut anti sosial karena kemampuan bersosialisasi yang kurang baik. Dibalik itu semua, Banyak orang yang melankolis cenderung sukses menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
3. Plegmatis
Tipe plegmatis merupakan pribadi yang selalu cinta damai dengan menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa memihak kubu. Dalam kehidupan sosialnya, pribadi plegmatis cenderung senang berperan sebagai pendengar yang baik daripada berperan sebagai pelaku cerita.
Kemudian, Individu dengan tipe plegmatis memiliki selera humor yang bagus walau terkadang terdengar sarkatik (sifat humor yang menyinggung atau mengejek), Suka keteraturan, mudah bergaul, cenderung suka mencari jalan pintas.
Negatifnya, Individu dengan tipe koleris tidak suka dipaksa, cenderung menunda sesuatu hal dan tidak cepat tertarik terhadap hal-hal baru. Disamping itu, tipe plegmatis cenderung Objektif, emosinya stabil, sistematis, efisien, dapat diandalkan, tenang, kurang memiliki motivasi, egois, tidak tegas, penakut, suka khawatir, tidak mudah dipengaruhi, setia.
4. Sanguinis
Tipe ini cenderung memiliki sifat sedikit seperti anak-anak. Individu dengan tipe Sanguin kebanyakan tidak menemukan masalah dalam kehidupan sosialnya. Hal ini di karenakan sanguin sejatinya mudah bergaul dan akrab walau dengan orang yang baru dikenal. Kemudian, dibandingkan dengan tipe lain, individu dengan kepribadian Sanguin sangat suka bicara, dan mudah untuk mengikuti sebuah kelompok.
Di balik sisi positifnya, individu ini cenderung agak sulit untuk fokus pada suatu hal, egois, pelupa, suka terlambat, dan sering membesar – besarkan hal yang kecil. Sanguinis banyak dinilai sebagai pribadi yang ramah, responsive, hangat, antusias, dapat mencairkan suasana, suka bicara, kurang disiplin, pelupa.
B. Kepribadian Manusia Menurut Florence Littauer
Pada dasarnya penggolongan yang dilakukan Littauer dalam bukunya personality plus adalah penjabaran mendetail tentang kepribadian manusia berdasarkan teori Hippocrates dan Galenus. Bahwa seseorang berpeluang memiliki kepribadian campuran sebagai berikut :
- Campuran Alami : Sanguinis-Koleris dan Melankolis-Plegmatis
- Campuran Pelengkap : Koleris-Melankolis dan Sanguinis-Plegmatis
- Campuran Berlawanan : Sanguinis-Melankolis dan Koleris-Plegmatis
C. Tipe Kepribadian Manusia Carl Gustav
Psikolog asal Swiss ini membagi dan menggolongkan kepribadian seseorang berdasarkan sikap natural individual mereka. Secara umum beliau membaginya ke dalam tiga golongan : Introvert, Ekstrovert dan Ambivert. Berikut penjelasannya :
1. Tipe Introvert
Carl Gustav mendefinisikan introvert sebagai sikap individu dengan pandangan subjektif dalam setiap memahami dan memandang kehidupan. Sehingga dalam kenyataanya, tipikal manusia yang memiliki karakter ini lebih suka bekerja sendiri.
Mereka juga tampak pendiam karena memang menyukai suasana tenang dan selalu berpikir kedalam diri (reflektif). Intovert juga menggambarkan sebuah kepribadian orang yang selalu berpikir secara analitis dan mendalam.
Bagi seorang introvert, suasana tanpa melibatkan interaksi yang terlalu banyak bersama orang lain adalah sesuatu yang didambakan. Tidak heran banyak yang beranggapan bahwa orang dengan kepribadian introvert adalah orang yang kurang ramah.
2. Tipe Ekstrovert
Tipe ekstrovert merupakan inversi dari kepribadian introvert. Seseorang dengan karakter ini menyukai hal-hal yang melibatkan orang lain. Berada dalam komunitas dan aktivitas sosial merupakan hal yang menyenangkan bagi orang ekstrovert.
Individu ini biasanya dikenal sebagai pribadi yang supel dan komunikatif. Mereka juga membuka dirinya dengan mudah bercerita kepada orang lain. Mereka ini mampu beradaptasi dengan mudah.
3. Tipe Ambivert
Carl mengatakan bahwa tipe ambivert adalah gabungan antara karakter intovert dan ekstrovert. Orang dengan kepribadian ini seringkali disalahpahami sebagai orang yang mudah sekali berubah-ubah (pendiriannya).
Misalnya saja, seseorang dengan karakter ambivert akan terlihat nyaman dengan keramaian, namun juga ia dapat menemukan kesenangan dalam kesendiriannya. Ciri lainnya, mereka terkadang tampil sebagai orang yang banyak bicara, dan di lain waktu menunjukkan sikap yang pendiam. Ini dikarenakan tipe kepribadian ambivert menyesuaikan dirinya dengan siapa mereka berinteraksi.
Jika mereka berhadapan dengan introvert, maka ia akan lebih aktif dan komunikatif. Begitu juga sebaliknya jika mereka berhadapan dengan ekstrovert, mereka cenderung memilih menjadi orang yang pasif.
D. Kepribadian Manusia Menurut John L. Holland
Holland mengelompokkan Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi dengan menilai aspek pemilihan pekerjaan seseorang. Beliau mengatakan bahwa sebuah pekerjaan yang diambil merupakan interaksi antara faktor bawaan (hereditas) dengan faktor budaya, lingkungan sosial, keluarga.
E. Kepribadian Manusia Menurut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Dalam Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi, Myers-Briggs mengelompokkan kepribadian manusia berdasarkan pengembangan teori Carl Jung. Yang mengemukakan dalam kepribadian seorang manusia, terdapat dua pasangan dikotomi fungsi kognitif manusia :
- Fungsi Rasional : Thinking (Berpikir) dan Feeling (Merasakan)
- Fungsi Irasional : Sensasi dan intuisi
Dari dua fungsi tersebut Myers-Briggs mengembangkan teorinya dalam empat pasangan rtipe indikator yang kemudian membentuk hingga 16 kepribadian manusia. Pasangan itu adalah :
Keempat pasangan indicator kemudian Myers-Briggs membuat rancangan dan teori tentang kepribadian manusia yang merupakan kombinasi kemungkingan diantara pasangan yang ada. Berikut gambaran kepribadian ke 16 tipe tersebut :
1. ISTJ (Introversion, Sensing, Thinking, Judging)
Bertanggungjawab, serius, damai, logis, objektif, bisa diandalkan, tekun, disiplin, pendengar yang baik, teguh dalam aturan dan prosedur tertentu. Profesi yang cocok adalah di bidang Manajemen, intelijen, hakim, pengacara, akuntan, programmer, analis. Saran pengembangan : lebih memahami kebutuhan dan perasaan orang, gunakan cara yang baik jika ada orang yang melanggar aturan, lebih terbuka pada perubahan dan bersikap positif terhadap apa yang sudah dilakukan orang lain.
2. ISFJ (Introversion, Sensing, Feeling, Judging)
Setia, berhati-hati, stabil, serius, ramah, detail, teliti, bertanggungjawab dan bisa diandalkan. Profesi yang cocok adalah dibidang Arsitek, konselor, penjaga toko, desainer, perawat. Saran Pengembangannya yaitu Belajar untuk menolak sesuatu, jangan ragu untuk mencoba hal
3. INFJ (Introversion, Intuition, Feeling, Judging)
Perhatian, reflektif, perfeksionis, visioner, tekun, empati, berkomitmen dan sensitive. Profesi yang cocok adalah dibidang : psikolog, dokter, pekerja sosial, seniman. Saran Pengembangannya yaitu Berpikir seimbang dengan tidak memandang sisi negatif, Lebih rileks dan bersabar terhadap kesalahan orang lain.
4. INTJ (Introversion, Intuition, Thinking, Judging)
Visioner, mandiri, analitris, kritis, kompetitif, tidak terpengaruh terhadap kritik atau konflik. Profesi yang cocok adalah dibidang peneliti, ilmuwan, analis bisnis, pengacara, hakim. Saran Pengembangan yaitu Belajar mengungkapkan emosi, terbuka pada dunia luar, lebih berempati dan peka.
5. ISTP (Introversion, Sensing, Thinking, Perception)
Pendiam, logis, objektif, cepat beradaptasi, tegas, percaya diri, problem solver. Profesi yang cocok adalah dibidang Polisi, Pilot, entrepreneur, atlit. Saran Pengembangannya yaitu lebih observatif, belaja rmengenal perasaan diri, belajar percaya.
6. ISFP (Introversion, Sensing, Feeling, Perception)
Artistik, sederhana, fleksibel, pelaksana yang baik, santai, menghindari konflik. Profesi yang cocok adalah dibidang seniman, pekerja sosial, psikolog. Saran pengembangan yaitu Jangan terus menghindari konflik, berpikir jangka panjang, lebih terbuka.
7. INFP (Introversion, Intuition, Feeling, Perception)
Penuh perhatian, peduli, idealis, perfeksionis, win-win solution. Profesi yang cocok adalah dibidang pengajar, penulis, seniman, konselor, psikolog. Saran Pengembangannya yaitu Belajar menerima kritik, tegas, jangan menyalahkan diri.
8. INTP (Introversion, Intuition, Thinking, Perception)
Penyendiri, tidak suka memimpin, kritis, mudah curiga, pesimis, menyukai hal ilmiah. Profesi yang cocok adalah dibidang ilmuwan, pengacara, jaksa, ahli forensik, penulis buku, programmer, ahli komputer. Saran Pengembangannya yaitu Lebih empati, rileks, focus terhadap satu ide, jangan terlalu banyak memikirkan sesuatu secara berlebihan.
9. ESTP (Extraversion, Sensing, Thinking, Perception)
Aktif, komunikator handal, menyukai olahraga, spontan, mudah beradaptasi. Profesi yang cocok adalah dibidang sales, marketing, pialang saham, entrepreneur. Saran Pengembangannya yaitu lebih memahami perasaan orang, sabar, memikirkan masa depan, lebih detail.
10. ESFP (Extraversion, Sensing, Feeling, Perception)
Murah hati, mudah bersosialisasi, optimis, ceria, suka perhatian orang lain. Profesi yang cocok adalah dibidang entertainer, seniman, marketing, bidang anak, pemandu wisata, bagian pelayanan. Saran Pengembangannya yaitu lebih fokus kepada satu hal, tidak gegabah dalam pengambilan putusan, tidak lari dari konflik.
11. ENFP (Extraversion, Intuition, Feeling, Perception)
Optimis, ramah, imajinatif, komunikator yang baik, bisa memahami orang lain. Profesi yang cocok adalah dibidang konselor, psikolog, pengajar, presenter, seniman. Saran Pengembangan yaitu fokus, disiplin, belajar menghadapi konflik, pikirkan diri sendiri, hemat.
12. ENTP (Extraversion, Intuition, Thinking, Perception)
Inovatif, fleksibel, lincah, mau belajar, cenderung melakukan hal baru yang disenangi. Profesi yang cocok adalah dibidang aktor, pengacara, fotografer. Saran Pengembanganya yaitu jangan mau menang sendiri, perhatian pada orang lain, belajar untuk bisa lebih waspada, berusaha hindari perdebatan yang kurang perlu.
13. ESTJ (Extraversion, Sensing, Thinking, Judging)
Praktis, disiplin, konservatif, suka berorganisasi, disiplin, fokus pada hal yang berguna bagi dirinya, sistematis. Profesi yang cocok adalah dibidang dunia militer (tentara), hakim, polisi, akuntan. Saran Pengembangannya yaitu tidak memaksa orang lain, sabar, mengontrol emosi, belajar memahami orang lain.
14. ESFJ (Extraversion, Sensing, Feeling, Judging)
Hangat, populer, teliti, santai, sederhana, rajin, mudah bekerja sama dengan orang lain. Profesi yang cocok adalah dibidang perawat, guru, perencana keuangan, bagian administrasi. Saran Pengembangannya yaitu tidak mengorbankan diri untuk kesenangan orang, tidak lari dari kritik, lebih dewasa, bisa lebih tegas dan tidak ragu untuk meminta pendapat orang lain saat akan mengambil keputusan.
15. ENFJ (Extraversion, Intuition, Feeling, Judging)
Imajinatif, peka, pandai bersosialisasi, loyal, membutuhkan apresiasi. Profesi yang cocok adalah dibidang konsultan, penulis, pengajar, kordinator acara, motivator, pskikolog. Saran Pengembangannya yaitu tidak mengukur harga diri dari penilaian orang, jangan terlalu keras terhadap diri sendiri.
16. ENTJ (Extraversion, Intuition, Thinking, Judging)
Tegas, jujur, tangguh, disiplin, mendominasi, pemimpin, kemauan yang kuat, berkarisma. Profesi yang cocok adalah dibidang entrepreneur, analis bisnis, bagian keuangan, pemimpin organisasi. Saran Pengembangannya yaitu belajar mengungkapkan perasaan, menghargai orang lain, mengelola emosi, hindari sikap arogan atau meremehkan kemampuan orang lain, belajar berpikir lebih luas dengan tidak memandang banar atau salah.
Demikian beberapa penjelasan tentang psikologi kepribadian dan tipe kepribadian manusia dalam psikologi. Semoga bisa bermanfaat bagi kita yang sedang mempelajari karakter dan aneka ragam kepribadian pada manusia.
sumber : https://dosenpsikologi.com/tipe-kepribadian-manusia
0 komentar:
Posting Komentar